Tengkiang

Alias: Lumbung Padi Suku Semende

Link Referensi:

Asal: Sumatera Selatan

Jenis: - Seni Rupa - Tiga Dimensi

Klasifikasi: Terbuka

Kondisi: Masih Bertahan

Upaya Pelestarian:

  • Promosi Langsung, promosi lisan (mulut ke mulut)
  • Internet

Pelapor: Ir. Yulius, M.Si

Kustodian: Lembaga Pembina Adat Muara Enim

Guru Budaya/Maestro: Burtiham


Tengkiang atau Lumbung Padi Suku Semende

Merupakan bangunan yang digunakan untuk menyimpan padi oleh Suku Semende. Tengkiang ini biasanya dibangun di dekat Dangau (anjungan). Jika dibanyak suku di Indonesia, lumbung padi berada di sekitar halaman rumah, maka bagi masyarakat Semende, bangunan Tengkiang berada di sekitar sawah. Pada Suku Semende, biasanya 1 (satu) keluarga memiliki 1 Ha lahan sawah dimana setiap sawah yang dimiliki tersebut memiliki 1 (satu) Tengkiang.


Jika musim panen tiba, Tengkiang akan dipenuhi oleh padi yang masih bertangkai untuk disimpan hingga musim panen yang berikutnya. Ini adalah cara masyarakat Semende untuk menyimpan cadangan makanan/pangannya hingga musim tanam berikutnya, dan jika ada warga yang kesulitan atau sedang tertimpa musibah, maka setiap keluarga akan mengeluarkan padi dari Tengkiang yang mereka miliki untuk membantu meringankan warga yang tertimpa musibah tadi.

 

Keunikan Tengkiang adalah pada bentuk arsitek/bangunannya  yang terbuat dari kayu , dimana atap Tengkiang bagian depannya membentuk segitiga yang meruncing ke atas dan yang menjadikannya berbeda dengan lumbung padi milik daerah lain. Keunikan lainnya yakni tengkiang tidak memiliki tangga permanen yang dibutuhkan untuk menaiki bangunan tersebut. Tangga tengkiang terbuat dari kayu yang terpisah dengan bangunan tengkiang, yang mana akan dilepaskan setelah selesai digunakan . Adapun maksudnya yakni agar hasil panen tidak gampang dicuri atau dimakan tikus.

Video Dokumentasi

Bagikan artikel ini

Apakah konten ini membantu?