KERIS SUMENEP

Asal: Jawa Timur

Jenis: keris

Pelapor: Dinas Kebudayaan Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sumenep




Keris sudah ada di sumenep  pada abad ke 13, sejak masa pangeran Adipoday, dan pada abad ke 14 diteruskan kepada putranya yang bernama pangeran Joko tole yang merupakan anak angkat dari empu Kelleng sebagai seorang pandai besi, fungsi keris dahulunya adalah sebagai senjata perang.

Dari dulu hingga saat ini, tradisi membuat pusaka keris di Sumenep masih berkelanjutan sehingga menjadikan Sumenep sebagai kota keris, tercatat ada 520 lebih empu-empu kamardikan yang tersebar di beberapa desa di Kabupaten Sumenep, salah satunya adalah desa Aeng Tong-tong yang ada di Kecamatan Saronggi,

Dimana jumlah pengrajin keris di Sumenep sangat banyak mencapai 640 lebih yang tersebar di kecamatan Saronggi, Lenteng dan Bluto, namun yang terbanyak ada di desa Palongan dan Aeng tong-tong, sehingga dengan pengrajin yang sangat banyak itu, UNESCO menetapkan Sumenep menjadi kota keris (Herli dan Purwanto, 2022)

Menurut keyakinan masyarakat Aeng tong-tong, Sejarah keris di Aeng tong-tong bermula sejak masa pengeran Bukabu, hal ini berdasarkan hasil wawancara, bagaimana sejarah dan perkembangan keris di desa Aeng tong-tong dengan Koordinator Pengrajin keris di desa Aeng Tong-Tong  yaitu bapak Sanamo.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, ada tokoh yang bernama Juk Sernah, Juk Sernah ini merupakan orang yang terkenal , dia diyakini oleh masyarakat desa Aeng Tong-Tong sebagai guru raja sumenep , bahkan Juk Sernah mendapatkan tanah perdikan dari raja sumenep. Tokoh yang kedua bernama Juk Jimat, menurut leluhur desa Aeng Tong-Tong , Juk Jimat Merupakan Seorang pembuat sekep raja sumenep, arti sekep sendiri kurang jelas pembahasannya, apakah sekep itu berupa pusaka atau azimat. Juk Jimat juga merupakan tokoh yang mendapatkan tanah perdikan dari raja sumenep. Tokoh yang ke tiga bernama Juk Asrik, Juk Asrik juga merupakan tokoh yang mendapatkan tanah perdikan dari raja sumenep, dan Juk Asrik juga sebagai panglima perang raja sumenep. Selain beberapa tokoh di atas, ada beberapa tokoh lagi, berdasarkan hasil wawancara, bagaimana sejarah dan perkembangan keris di desa Aeng tong-tong dengan Koordinator Pengrajin  keris di desa Aeng Tong-Tong  yaitu bapak Sanamo.

Berdasarkan hasil wawancara, selain tiga tokoh tersebut, ada seorang tokoh, namun dia tidak mendapatkan tanah perdikan, tokoh itu adalah Ke Kacang, Ke Kacang merupakan empu terkenal yang ada di Sumenep, dari itulah muncul bibit-bibit pembuat keris sampai sekarang, yang diketahui dengan pasti tentang keturunan pembuat keris adalah keturunan Juk Diran, dimana keturunan Juk Diran dari dulu sampai sekarang sudah 4 turun. Sampai ke Ke Murkak seorang maestro keris, hingga yang saat ini pak kepala desa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan yang berbeda, yaitu Wawan noviyanto , dapat diketahui ada bukti artefak yang tertera di batu nisan, setelah diteliti batu nisan tersebut, kisaran pada tahun 1224 atau 1248, yang dipercaya bahwa orang itu adalah pangeran bukabu atau keluarganya


Makna dan filosofi pada bentuk keris;

  1. Keris lurus melambangkan keteguhan hati dan kekuatan iman, sekaligus melambangkan tauhid. “yakni kepercayaan terhandap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Keris luk tiga melambangkan permohonan kepada Tuhan agar cita-cita (yang menyangkut kedusniawian dan kerohanian) dapat tercapai dan segala rintangan dapat diatasi dengan mudah.
  3. Keris luk lima melambangkan permohonan kepada Tuhan agar pemilik keris itu diberi kemampuan lancar berbicara dan orang yang diajak bicara akan serpikat dan terpengaruh.
  4. Keris luk tujuh melambangkan permohonan kepada Tuhan agar pemilik keris itu memiliki wibawa dalam bicara, agar perintahnya ditaati orang. agar perkataannya mempengaruhi lawan bicaranya. agar bentakannya membuat takut orang yang mendengar.
  5. Keris luk sembilan melambangkan permohonan kepada Tuhan agar penuiik keris ito memiliki wibawa besar dan kharisma. sehingga bisa menjadi pemimpin yang baik. agar anak buahnya taat dan segan kepadanya.
  6. Keris luk sebelas melambangkan permohonan kepada Tuhan agar pemilik keris itu memiliki amibisi besar dalarn usaha meraih kedudukan tinggi. baik sosial maupun ekonomi.
  7. Keris luk tiga belas melambangkan permohonan kepada Tuhan agar pemilik keris itu memiliki stabilitas dalam jiwa maupun kedudukan sosialnya.

Ricikan Keris

Ricikan Keris adalah penamaan bagian-bagian pada keris yang nantinya digunakan untuk menentukan termasuk Dhapur apakah yang digunakan dalam suatu Keris. Tiap dhapur Keris akan memiliki beberapa ricikan yang merupakan ciri khas dhapur tersebut, dan bentuk ricikan yang berbeda juga akan menentukan penangguhan dari masa apakah Keris itu dibuat. Namun bisa juga Keris dibuat pada masa yang lebih baru namun meniru masa sebelumnya, di sinilah gaya penempaan, jenis logam & jenis pamor yang digunakan juga menentukan dalam menentukan tangguh.

Memahami Makna Pada Ricikan Keris

No

Bagian Keris

Makna Leksikal

Makna Kultural

1

Angkup

adalah bungkus dari buah atau bunga pada waktu masih kuncup. Sedangkan makna angkup yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari warangka yang berbentuk melengkung ke dalam. Jika dipasangi ukiran maka bagian ini adalah bagian yang dekat dengan ukiran

Manusia itu harus andhap asor, yaitu berlaku rendah hati kepada sesama manusia. Sedangkan kepada Tuhan harus bersikap tawakal. Selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan

2

latha

(1) lekukan yang ada di dagu; (2) tumbuhan yang merambat. Sedangkan makna latha yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari warangka yang terletak dekat dengan ricangkring. Berbentuk seperti sebuah cekungan

Latha berhubungan dengan kata dilatha yang berarti wajah pengantin yang dihiasi. Hal ini bermakna, manusia harus dihiasi dengan tindak-tindak yang menyenangkan jika ingin memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat

3

patra

(1) daun; (2) surat. Sedangkan makna patra yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari ukiran yang berupa cekungan-cekungan yang teratur berbentuk semacam guratan-guratan yang berpola yang terletak di bagian sudut yang melengkung sebelah atas dan bagian yang dekat dengan cembungan di bagian bawah.

Patra merupakan perlambangan dari kawula ‘hamba’ dan Gusti ‘Tuhan’. Gusti dilambangkan oleh ukiran yang ada di bagian kepala, sedangkan kawula dilambangkan pada ukiran yang berada di bagian bawah dekat dengan cembungan. Persatuan antara kawula dan Gusti mewujudkan manusia yang ideal. Manusia yang bisa menjadi contoh bagi manusia lain. Karena sifat-sifat ketuhanan yang telah melekat pada dirinya. Hal seperti inilah yang hendaknya dituju oleh semua manusia.

4

mendhak

(1) agak menunduk sebagai tanda penghormatan; (2) agak turun, agak ambles, berkurang. Sedangkan makna mendhak yang berkaitan dengan keris adalah cincin keris atau bagian yang melingkari pesi di antara ganja dan ukiran.

Mendhak memiliki makna bahwa manusia harus berusaha untuk menundukkan diri pribadi agar dapat menjadi manusia yang sempurna. Mendhak berarti merendahkan diri

5

gandar

(1) kayu sarung dari keris; (2) sifat atau bentuk yang baik. Gandar adalah bagian dari warangka yang berfungsi sebagai pelindung bilah keris secara langsung. Gandar merupakan suatu selongsong dari kayu lurus di bawah bentuk perahu dari warangka.

Gandar adalah perlambangan dari bentuk dedeg pangadeg (bangun suatu badan), sebagai suatu keadaan yang sudah pinasthi, ditentukan bagi masing-masing manusia

6

Pendhok

selubung gandar keris yang terbuat dari perak, emas dan lain sebagainya

Suatu pesan moral terhadap manusia, yang mengandung makna ingkang andhok tata kramanireki atau yang jelas sikap sopan santunnya. Manusia harus bisa bersopan santun jika ingin dihargai oleh orang lain

7

bungkul

(1) bagian yang menggelembung kecil pada tongkat atau pegangan payung; (2) alat bantu hitung untuk bawang atau kapas, sedangkan makna bungkul yang berkaitan dengan keris adalah bagian keris yang terletak di tengah-tengah dasar bilah dan di atas ganja. Berbentuk membulat.

Bungkul merupakan perlambangan tekad yang bulat dan pasti. Ketika sesorang telah memiliki cita-cita, maka sudah sewajarnya jika cita-cita tersebut diusahakan untuk dicapai dengan suatu tekad yang bulat serta mantap.

8

gandhik

(1) batu yang berbentuk silinder yang dipakai untuk menggerus sesuatu; (2) berjodohan untuk kucing, sedangkan makna gandhik yang berkaitan dengan keris adalah besi yang menggemuk dan tebal di bagian muka keris. Gandhik merupakan tempat kembang kacang, jalen, dan lambe gajah.

Gandhik melambangkan kepasrahan kepada Sang Maha Pencipta. Manusia diharapkan membaktikan dan menyerahkan dirinya hanya kepada Tuhan. Bukan kepada benda-benda yang ada dunia. Sebab Tuhan telah mengetahui apa yang terbaik bagi manusia.

9

ganja

(1) dasar pesi keris yang lekat dengan bilah; (2) penyangga di ujung pilar.

Ganja adalah perlambangan dari wanita, sedangkan perlambangan pria adalah pesi. Penyatuan antara ganja dan pesi yang membentuk kesatuan keris secara utuh melambangkan proses kelahiran manusia yang memerlukan pria dan wanita untuk dapat menjadi manusia.

10

Greneng

(1) sesuatu yang mirip seperti kaitan kecil; (2) bentuk yang seperti gigi pada hiasan. Sedangkan makna greneng yang berkaitan dengan keris adalah ornamen berbentuk huruf Jawa dha yang berderet dan letaknya di bagian bawah ujung ganja, dan sering dibuat rangkap sehingga terletak sampai ujung bilah keris.

Greneng merupakan perlambangan dari dada. Karena di dalam greneng terdapat beberapa bentuk ornamen berbentuk huruf Jawa dha. Sehingga terdapat bacaan dhadha atau dada dalam bahasa Indonesia. Kaitannya dengan keris, dada merupakan perlambangan dari kejujuran. Tanpa kejujuran maka manusia pasti akan menemui kecelakaan dalam hidupnya.

11

janur

daun kelapa yang masih muda, sedangkan makna janur yang berkaitan dengan keris adalah bentuk yang menyerupai lidi yang berada di antara sogokan.

Janur adalah daun kelapa yang masih muda. Lemes. Istilah perkerisan memaknai hal tersebut sebagai watak yang luwes. Manusia diharapkan memiliki watak yang luwes, tidak kaku dan suka bermusyawarah.

12

landhep

(1) tidak tumpul; (2) mudah mengerti; (3) perkataan yang menyakitkan hati. Sedangkan makna landhep yang berhubungan dengan keris adalah bagian keris yang tajam di sisi samping

Bagian sisi keris yang tajam melambangkan penyembahan kepada Tuhan secara lahir dan batin. Dua sisi tersebut (lahir dan batin) dilambangkan pada dua sisi yang tajam pada bilah keris. Penyembahan kepada Tuhan harus dilakukan dengan sebenar-benarnya. Jangan sampai hanya lahir saja tapi batin tidak ikut, begitu juga sebaliknya. Lahir tanpa batin seperti orang munafik. Sedangkan batin saja tanpa lahir seperti orang yang kurang sempurna.

13

wedidang

(1) diantara lutut dan telapak kaki; (2) otot pada tumit. Sedangkan makna wedidang yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari bilah keris bagian bawah yang berada di atas greneng. Bagian ini merupakan bagian belakang dari sebuah keris.

Makna wedidang secara kultural ternyata memiliki makna yang sama dengan buntut urang yaitu kita harus mengikuti nasihat guru. Manusia yang sedang menuntut ilmu hendaknya selalu mengikuti nasihat guru dan patuh kepadanya. Sebab, apapun yang dikatakan oleh guru pasti untuk kebaikan sang murid. Jadi, jika ingin sukses maka patuh pada nasihat guru harus dilaksanakan.

14

peksi

(1) tonjolan dari pisau atau keris yang masuk pada bagian pegangan; (2) burung. Secara lebih rinci makna pesi yang berkaitan dengan keris adalah besi yang bundar dan memanjang antara lima sentimeter hingga delapan sentimeter yang menjadi tangkai keris yang masuk ke dalam pegangan atau ukiran

Pesi merupakan lambang pria, sebagai lawan dari ganja yang merupakan lambang wanita. Persatuan antara pria dan wanita (pesi dan ganja) telah melahirkan suatu makhluk yang disebut dengan manusia. Jadi dua jenis manusia itu adalah suatu keniscayaan yang harus ada demi berlangsungnya kehidupan

15

panetes

(1) kebal; (2) bentuk krama inggil dari berkhitan; (3) tindik; (4) pas, persis sama; (5) nyata. Awalan pa- biasa membentuk kata benda. Panetes adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang. Sedangkan makna panetes yang berkaitan dengan keris adalah bagian bilah keris yang paling ujung atas

Panetes merupakan bagian yang tajam pada keris di bagian ujung. Merupakan wujud dari penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Bagian yang tajam berarti ketika menyembah Tuhan, harus dilandasi dengan ketajaman atau kesungguhan. Penyembahan hanya dilkukan kepada Tuhan

16

godhongan

(1) bagian dari tumbuh-tumbuhan yang berwujud lembaran hijau dengan pegangan; (2) penutup dari jendela atau pintu; (3) bagian dari sesuatu yang bersifat melebar. Akhiran -an biasanya membentuk makna sesuatu yang bersifat seperti. Maka, godhongan dapat kita maknai sebagai sesuatu yang bersifat seperti daun. Sedangkan makna godhongan yang berkaitan dengan keris adalah bagian warangka yang terlihat melebar dan tipis seperti daun

Godhongan merupakan suatu perlambang tentang keadaan jiwa manusia yang merupakan loro-loroning atunggal, antara Gusti dan kawula, sehingga harus merupakan satu abipraya atau satu tekad, kehendak, dan niat

17

ukiran

(1) gunung; (2) menatah kayu dengan bentuk tanaman. Akhiran -an membentuk kata benda atau hasil dari proses. Sehingga ukiran bermakna sebagai hasil dari barang yang telah diukir. Kaitannya dengan keris ukiran bermakna sebagai bagian dari perabot keris tempat pegangan bilah keris dalam keadaan terhunus dan tempat memasukkan pesi keris

Ukiran menandakan bahwa Tuhan adalah Maha Luhur selalu melebihi apa saja yang diunggulkan. Hal ini tidak boleh dipungkiri

18


(1) potongan bambu ; (2) besi dari keris; (3) bagian dari gender, saron, atau gambang yang ditabuh. Akhiran -an membentuk kata benda. Lebih lengkapnya wilahan adalah bagian terbesar dari wujud bilah keris itu sendiri, tempat sebagian besar detail keris berada, terletak di atas ganja

Wilahan merupakan lambang penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Suatu penyembahan yang dilandasi oleh tiga ketajaman, yaitu tajam di ujung (panetes) dan tajam di kedua sisi (landhep). Tajam diujung berarti hanya menyembah satu Tuhan sedangkan tajam di sisi merupakan perlambangan bahwa penyembahan kepada Tuhan harus dengan lahir dan batin. Menyembah satu Tuhan dengan perwujudan lahir dan batin akan membawa dampak yang luar biasa bagi manusia. Dampak yang terjadi adalah manusia akan memperoleh ketenangan. Baik ketenangan lahir maupun ketenangan batin. Kedua hal tersebut nantinya akan dapat menjadi modal dasar untuk membentuk kehidupan manusia dengan lebih baik. Tidak ada lagi permusuhan di antara manusia karena yang dituju hanyalah kedamaian dan keselarasan dengan Tuhan dan manusia

19

blumbangan

Berupa iket atau kemben yang hiasan batiknya hanya ada di tepi kain, sedangkan makna blumbangan yang berkaitan dengan keris adalah bagian yang cekung di belakang gandhik

iket atau kemben yang hiasan batiknya hanya ada di tepi kain, sedangkan makna blumbangan yang berkaitan dengan keris adalah bagian yang cekung di belakang gandhik

20

sogokan

(1) segala sesuatu yang agak panjang digunakan untuk mengorek; (2) kunci; (3) bengis. Akhiran -an membentuk kata benda, sehingga sogokan adalah alat yang digunakan untuk mengorek (menyogok), sedangkan makna sogokan yang berkaitan dengan keris adalah bagian keris yang membujur seperti parit, memanjang terletak di depan dan di belakang janur.

Sogokan berbentuk alur yang mengarah ke atas seakan mendesak bilah. Hal ini melambangkan manusia hendaknya selalu berusaha untuk mencari tahu tentang ilmu. Karena ilmu itu begitu luas dan tidak ada habisnya, maka kita harus selalu dengan tekun untuk menuntut ilmu.

21

sraweyan

(1) terlihat berumbai-rumbai; (2) bergerak-gerak tangannya melambai, sedangkan makna sraweyan yang berkaitan dengan keris adalah bagian keris yang bentuknya tebalan melandai yang terletak di belakang sogokan paling belakang sampai ke greneng

(1) terlihat berumbai-rumbai; (2) bergerak-gerak tangannya melambai, sedangkan makna sraweyan yang berkaitan dengan keris adalah bagian keris yang bentuknya tebalan melandai yang terletak di belakang sogokan paling belakang sampai ke greneng

22

ada-ada

(1) serat yang tegak pada daun; (2) bagian untuk pegangan pada bulu; (3) alat untuk menopang; (4) tanda dalam sistem penulisan aksara Jawa; (5) memulai melakukan sesuatu yang belum pernah ada; (6) pendapat yang pertama kali; (7) suluk dalam pertunjukan wayang. Sedangkan makna ada-ada yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari bilah keris yang berada di bagian tengah. Dimulai dari arah pangkal keris sampai ujung keris.

Manusia harus berhati-hati di dalam segala tindakannya. Tanpa kehati-hatian yang dilakukan maka akan menyebabkan kejelekan dan kecelakaan bagi manusia. Manusia harus berjalan tepat pada jalurnya. Jalan yang lurus yaitu jalan yang telah digariskan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Bahasa Jawa mengenal kata ada-ada sebagai ‘sesuatu gagasan yang baru’. Oleh karena itu, ada-ada juga dapat dimaknai hendaknya manusia selalu memiliki inisiatif dalam hidupnya, supaya semakin kreatif dan akhirnya dapat membawa kemajuan bagi lingkungan sekitar

23

warangka

(1) penjara; (2) kayu sarung keris dan tombak

Wrangka ladrang terbuat dari kayu. Istilah kayu diambil dari penggunaan kata bahasa Arab yakni syajaratul yakin (pohon keyakinan), yang mengandung kepastian bahwa hidup itu tidak mati

24

ri cangkring

(1) duri yang ada di pohon; (2) tulang pada ikan yang tajam-tajam; (3) hari; (4) adik; (5) di, ketika, oleh, sedangkan cangkring adalah pohon sebangsa dhadhap yang mempunyai duri Jadi, ri cangkring secara harfiah berarti duri pohon cangkring. Makna ri cangkring yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari warangka berada di samping latha. Berbentuk seperti duri yang keluar dari sisi samping warangka

Manusia harus mampu memikul semua tanggung jawab yang telah diberikan Tuhan kepadanya, yaitu sebagai pemimpin di dunia ini. Minimal menjadi pemimpin bagi diri sendiri.

25

buntut urang

(1) bagian tubuh hewan lanjutan dari tulang belakang; (2) perkara yang menyusul. Sedangkan urang adalah udang. Maka, buntut urang bermakna ekor dari udang. Selain itu, Makna buntut urang yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari ganja yang berada paling ujung belakang.

Buntut urang bermakna kita harus mengikuti nasihat guru. Manusia yang sedang menuntut ilmu hendaknya selalu mengikuti nasihat guru dan patuh kepadanya. Sebab, apapun yang dikatakan oleh guru pasti untuk kebaikan sang murid. Jadi, jika ingin sukses maka patuh pada nasihat guru harus dilaksanakan

26

gulu meled

(1) bagian badan manusia antara kepala dan tubuh; (2) bagian yang mengecil untuk kendi, botol, dan lain sebagainya; (3) laras bilah gamelan yang kedua. Sedangkan meled bermakna keluar lidahnya. Jadi, gulu meled dapat diartika sebagai leher yang menjulur keluar. Makna gulu meled yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari ganja yang berada di belakang sirah cecak sebelum bagian yang menggembung di bagian tengah ganja.

Gulu meled secara harfiah bermakna leher yang atau leher terjulur yang memanjang. Istilah lain dalam bahasa Jawa adalah manglung ‘menunduk’. Hal ini senada dengan ungkapan dalam dunia pewayangan yang berbunyi: “nganglungaken jangga, nilingaken karna“. Kurang lebih bermakna leher memanjang (menunduk) telinga dipasang. Hal ini berarti seseorang yang melakukan itu sedang benar-benar meperhatikan lawan bicaranya. Gulu meled memberikan kita contoh bahwa sebagai seorang manusia kita harus dapat mendengarkan pendapat orang lain, dan menghargai pendapat yang berbeda dengan kita.

27

kembang kacang

calon buah yang umumnya mempunyai lembaran, tangkai sari, bakal buah, serta indah bentuknya. Sedangkan kacang adalah salah satu jenis tumbuhan yang buahnya ada yang di dalam tanah juga ada yang menggantung berjulur-julur panjang berwarna hijau. Jadi, kembang kacang dapat diartikan sebagai bunga dari tumbuhan kacang. Makna kembang kacang yang berkaitan dengan keris adalah bagian keris yang berada pada gandhik yang berbentuk seperti belalai gajah, berada di atas lambe gajah

Kembang kacang yang akan menjadi buah pasti merunduk, lalu putiknya menjadi isi. Ilmu perkerisan mengartikan sebagai manusia yang memiliki ilmu lebih tidak akan berlaku sombong, malah akan selalu menunduk

28

lambe gajah

(1) tepi dari mulut; (2) tepi dari cangkir, piring dan sebagainya; (3) tepi dari jurang, perahu, sumur, dan sebagainya; (4) perkataan, sedangkan gajah adalah hewan yang memiliki belalai dan gading. Lambe gajah secara harfiah berarti bibir dari gajah. Makna lambe gajah yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari keris yang berada di gandhik di sebelah bawah kembang kacang. Wujudnya berupa tonjolan seperti bibir. Beberapa keris ada yang memilikinya lebih dari satu buah.                               

Lambe gajah adalah untuk berbicara. Maka dalam arti perkerisan,manusia diharapkan berhati-hati dalam berbicara dan mengeluarkan tutur kata. Kata-kata yang keluar tidak dengan pertimbangan, dapat menyebabkan suatu hubungan di antara sesama manusia menjadi tidak baik. Maka sudah menjadi suatu keharusan bagi manusia untuk menjaga semua perkataannya, dalam rangka memayu hayuning bawana, menjaga keseimbangan dunia

29

sirah cecak

(1) kepala; (2) alat bantu hitung untuk manusia; (3) sumber air yang besar, sedangkan cecak adalah: (1) hewan sebangsa tokek tetapi kecil; (2) titik; (3) bentuk diakritik dalam sistem penulisan aksara Jawa. Sirah cecak secara harfiah berarti kepala cicak. Makna sirah cecak yang berkaitan dengan keris adalah bagian paling depan dari sebuah ganja. Jika dilihat dari arah pesi, terlihat seperti kepala cicak. Dunia perkerisan Jawa juga mengenal istilah lain dari sirah cecak yang mengacu pada referen yang sama yaitu endhas cecak.

Sirah cecak melambangkan kepala. Kepala adalah tempat berfikir bagi manusia. Seorang manusia yang baik hendaknya suka menggunakan pikirnya untuk menyelesaikan masalah. Suka belajar, dan menerima ilmu atau petuah-petuah

30

tikel alis

(1) patah; (2) tekuk; (3) rangkap, sedangkan alis adalah rambut di atas mata. Makna tikel alis yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari keris yang terletak di atas blumbangan di depan sogokan yang berwujud alur pendek

Tikel alis berarti alis yang bertemu. Suatu pertanda orang yang sedang berpikir atau sedang keheranan. Hal ini bermakna bahwa manusia harus selalu bersikap penuh tanda tanya terhadap segala sesuatu. Artinya selalu bersikap waspada.

31

sebit lontar

adalah robek. Sedangkan lontar adalah daun tal yang pada waktu dahulu digunakan sebagai media untuk menulis. Jadi, sebit lontar secara harfiah bermakna robekan daun tal. Makna sebit lontar yang berkaitan dengan keris adalah bagian ganja yang melandai ke bawah di bagian ekor

Sebit lontar berbentuk melingkar menurun ke bawah. Seperti air yang memancur. Hal ini bermakna manusia yang baik adalah manusia yang selalu mengamalkan ilmunya kepada orang lain. Jika ada kesulitan di pihak lain, maka kita bersedia untuk menolongnya sesuai dengan kemampuan kita

32

Pamor

Pamor adalah: (1) campuran, hal bercampur, bercampur jadi satu; (2) logam putih yang ditempa pada pada keris, tombak dan sebagainya yang berwujud motif bermacam-macam

Secara kultural makna pamor disesuaikan dengan nama pamor tersebut. Seperti contoh pamor yang sering keluar di dalam sebilah keris adalah pamor wos wutah. Pamor Pamor wos wutah melambangkan kesejahteraan dalam hal keduniaan. Seorang pemilik keris diharapkan ketika memiliki keris dengan pamor wos wutah, maka kehidupannya akan tercukupi semua


Karakteristik Keris Sumenep

Keris Sumenep dapat dikenal dari beberapa ciri fisik keris dapat terlihat pada bilah keris maupun pada perabot (perlengkapan) keris itu sendiri. Namun, secara umum keris Sumenep dapat dikenal dari beberapa item berikut ini :

a. Jennengan Dhalem Sumenep :

Ciri-ciri keris dengan jenengan dhalem potongannya seperti Pappa Gedang/pelepah pisang (Melenggkung sedikit, ujungnya/pamucok menyerupai daun nangka dan ber bubung (pakai ada-ada)/berbubung Mellok Pao (seperti; biji mangga) dan besinya halus, bilahnya agak tebal tapi metmet/padat menggunakan koko-macam (ada yang tidak ada) sedangkan pamornya bermacam-macam. Umumnya kalau dikatakan jennengan dhalem biasanya keris tersebut dibuat di Keraton, baik oleh Bindara Saod dan keturunannya atau mPu yang diundang ke dalam Keraton, dan lazim diberi nama:

  • Judagate/tesna gate
  • Banuaju
  • Jenengan dalem

b. Jennengan Judagate /Tisnagate

Jennengan ini ada 2 (dua) pendapat, antara lain kalau pada Golok/Tumbak, bubungnya separuh dari bilah dan ada juga yang mengatakan sampai ke ujung/pamocok. Hal tersebut juga ada pada Kerisnya. Besi dan pamornya hampir sama dengan Jennengan dhalem.

c. Keris Barmabato :

Keris tersebut diciptakan oleh mPu Bromo, tempat pem buatannya ialah di desa Kebun-Agung belakang asta Tinggi (tempat pesarian Raja-raja dan turunannya). Juga ada yang dibuat di Kampung Laok-soksok desa Pandian, Ciri-cirinya pamornya menyerupai batu dan berlapis / sap 5 (lima), kalau sepintas hampir sama dengan Jennengan Karangduak/K. Murkali,

Kasiatnya dari keris ini antara lain :

  • Menyelamatkan
  • Pencuri tidak bisa masuk
  • Tidak akan disalahi orang
  • Senjata ataupun peluru akan menghindar

Macam-macam dari Keris Barmabato antara lain:

  • Bramabato’
  • Bramatama ialah adik pertama
  • Bramaresi ialah adik kedua
  • Bramakembang ialah adik ketiga

d. Keris Jennengan Karangduak :

Jennengan Karangduak dibuat oleh:

  • Kyai Carren
  • Kyai Morkali
  • Kyai Sokasi
  • dan keturunannya/Muridnya.

Kyai Carren menghasilkan keris : Si JUDAGATE dan Si TISNAGATE,

Ciri-cirinya keris Kyai Morkali: Pamor besar-besar (pamor Gajih) bagai bilah jerami, keris banyak ber Luk dan banyak yang panjang.

Ciptaan Kyai Morkali banyak diketahui sebagai : “Se Gung-Macan’’ sedang keturunannya dikenal sebagai “Jennengan Karangduak”.

e. Keris Macan Tambaagung :

Yang membuat Keris Macan Tambaagung ialah mPu SUPO, tempat pembuatannya ialah di desa Tambaagung-Ares/Ambunten.  Umumnya pamor yang ada keris tersebut ialah pamor Delling dan Kasiatnya ialah umumnya untuk kejantanan.

f. Keris Jennengan Japaet dan Jennengan Kandangan

    Karis jennengan Japaet ada 2 versi :

  • Empu dari jaman Mojopahit yang sedang ke Madura
  • Jokotole dari Madura ke Mojopahit.

Jokotole nama Islammya ialah Sayyid Muhammad dan Keratonnya terletak di desa Banasareh Kecamatan Rubaru.  Keris yang dibuat dan dikenal dengan nama “Jennengan Kandangan’’ dengan ciri-cirinya ada bekas pijitan tangan. Pada tangkainya (Paksenya) berlubang serta kasiatnya ialah untuk Pertanian.

Di Mojopahit Jokotole membuat keris dan dikenal dengan nama “Jennengan Mojopahit” yang ciri-cirinya sama dengan Keris Jennengan Kandangan. Ciri-ciri keris buatan Jokotole sama persis dengan ciri-ciri keris buatan Siyung Wanara (Pajajaran) dan Ju’ KARENNENG (Banuaju – Sumenep).

Mengenal Keris Khas Sumenep

Gambaran Umum Keris Sumenep Keris merupakan warisan budaya berbentuk senjata tikam zaman dahulu, karya para empu dari setiap kerajaan yang pernah berkuasa di kabupaten Sumenep. Selain berfungsi sebagai senjata, keris Sumenep mempunyai karakteristik yang indah. Karakteristik keris Sumenep terlihat pada perabot (hulu dan warangka) keris Sumenep yang mempunyai bentuk dan ragam hias khas Sumenep-Madura, seperti bentuk hulu Donoriko, warangka Dhang-odhangan serta motif tumbuhan, kerang, kuda bersayap, naga dan senjata perang. Sedangkan pada bilah, karakteristik keris Sumenep terlihat pada bentuk karakter pamor yang tegas bertekstur nyata sebagai perlambang karakter orang Madura. Untuk mengetahui keris khas Sumenep dapat dilihat dari dua aspek; yaitu bilah keris dan perabot (hulu dan warangka) yang menjadi pelengkap keris Sumenep. Proses pembahasan pada dua aspek tersebut dilakukan sebagai berikut:

a. Bilah Keris

Keris Sumenep memiliki kelengkapan ricikan dan pamor yang bermacam-macam, namun tetap memiliki kemiripan yang menjadi karakteristik. Kelengkapan ricikan yang terdapat pada bilah dapat menentukan sebuah nama dhapur dari setiap bentuk keris. Bilah keris Sumenep terbuat dari besi halus warna kehitam-hitaman dan banyak mengandung meteroit. Analisis yang dilakukan bilah keris Sumenep, menghasilkan karakteristik yang terlihat jelas pada bentuk ricikan, yaitu pejetan terlihat dangkal dan datar yang menunjukkan ketegasan. Keris Sumenep juga memiliki gandhik yang tipis, serta tekstur pamor yang nyata, jika diraba terasa timbul dan tajam. Pamor yang terbentuk menyatu dengan besi, kebanyakan berjenis pamor tiban/maluma yang pembuatannya tidak disengaja namun nantinya pihak empu akan memastikan bahwa pamor yang terbentuk menyerupai pamor yang sudah ada misalnya pamor ngulit semangka, blarak, bhulu ayam, atau yang lainnya.

Perabot Keris adalah pusat perhatian pertama sebelum seseorang dapat melihat bilah keris yang ada di dalamnya. Perabot yang meliputi hulu (pegangan) dan warangka (sarung) keris juga dapat menunjukkan karakteristik setiap keris. Adapun karakteristik yang terlihat pada perabot keris Sumenep adalah sebagai berikut:

Hulu;

Hulu keris Sumenep memiliki berbagai macam jenis dan bentuk diantaranya adalah hulu Tumenggungan,  Donoriko, Koju’ Marengnges, Kong-bukong, Potre Sadu,  Topeng Butah, Pulasir, Jurigan dan Janggelan. Diantara beberapa jenis tersebut memiliki karakteristik berbentuk dasar silindris yang ujungnya menyatu pada satu titik membentuk ikal. Motif ukir yang dipakai adalah daun pale’, motif bunga, buah, dan daun patran, ada pula yang dikombinasikan dengan motif geometris berupa garis-garis.


Warangka

Karakteristik yang tampak pada warangka keris Sumenep tidak jauh berbeda dengan karakteristik yang tampak pada hulu keris Sumenep. Ide penciptaan mranggi Sumenep di jaman dahulu yang cenderung terinspirasi dari keadaan alam pulau Madura khususnya Sumenep, menghasilkan bentuk warangka Daunan menyerupai bentuk Daun, warangka Dhang-odhangan yang menyerupai bentuk Udang, dan warangka Jurigan yang merupakan bentuk paling sederhana. Adapun motif ukir yang digunakan memiliki kesamaan dengan motif ukir pada hulu kerisnya.


Pamor Keris Sumenep

Pamor mengandung dua pengertian. Yang pertama, menunjuk gambaran tertentu berupa garis, lengkungan, lingkaran, noda, titik, atau belang-belang yang tampak pada permukaan bilah keris, tombak, dan tosan aji lain. Sedangkan yang kedua, dimaksudkan sebagai bahan pembuat pamor itu.

Motif atau pola gambaran pamor terbentuk pada permukaan bilah keris karena adanya perbedaan warna dan perbedaan nuansa dari bahan-bahan logam yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan keris, tombak, dan tosan aji lainnya. Dengan teknik tempa tertentu, logam bahan baku keris akan menyatu dalam bentuk lapisan-lapisan tipis, tetapi bukan bersenyawa atau lebur satu dengan lainnya. Karena adanya penyayatan pada permukaan bilah keris itu, gambaran pamor pun akan terbentuk.

Gambaran pamor ini diperjelas dan diperindah dengan cara mewarangi keris, tombak, atau tosan aji itu. Setelah terkena larutan warangan, bagian keris yang terbuat dari baja akan menampilkan warna hitam keabu-abuan, yang dari besi menjadi berwarna hitam legam, sedangkan yang dari bahan pamor akan menampilkan warna putih atau abu-abu keperakan.

Gambaran motif pamor adalah perlambang harapan sang empu, sekaligus juga harapan si pemilik keris, kira-kira sama halnya dengan gambaran rajah penolak bala. Pamor dipercayai memiliki tuah sebagai penolak bala. Mungkin mirip juga dengan kepercayaan sebagian orang (Eropa yang menganggap bentuk ornamen ladam kuda (sepatu kuda) sebagai bentuk yang dianggap bisa mengusir setan dan roh jahat.

Dalam budaya Jawa dan madura, bentuk-bentuk tertentu membawa perlambang maksud dan harapan tertentu pula. Bentuk bulatan, lingkaran, garis lengkung, atau gambaran yang memberikan kesan lumer, kental, tidak kaku, melambangkan kadonyaan atau kemakmuran duniawi, kekayaan, rejeki, keberuntungan, pangkat. dan yang semacam dengan itu.

Bentuk gambaran garis yang menyudut, segi. patahan, seperti segi tiga. segi empat. dan yang serupa dengan itu dianggap sebagai lambang harapan akan ketahanan atau daya tangkai terhadap godaan, gangguan, serangan, baik secara fisik maupun nonfisik. Jika gambaran itu dirupakan dalam bentuk pamor, ini melambangkan harapan akan kesaktian dan kedigdayaan.

Bentuk garis lurus yang membujur atau melintang, atau diagonal. dipercaya sebagai lambang harapan akan kemampuan untuk mengatasi atau menangkal segala Sesuatu yang tidak diharapkan. Pamor serupa 10 dianggap dapat diharapkan kegunaannya untuk menolak bala, pangkal guna-guna dan gangguan makhluk halus, menghindarkan bahaya angin ribut dan badai, terhindar dari gangguan binatang buas dan binatang berbisa. Misalnya, pamor Adeg. Pamor yang ditemukan pada keris madura kebanyakan adalah pamor tiban, jenis pamor ini motifnya tidak direncanakan terlebih dahulu, namun dihasilkan dari proses penempaan oleh sang empu diringi lantunan doa. Berikut adalah contoh pamor yang sering di temukan pada keris khas Sumenep;


Sejarah Keris Sumenep

  • Keris sudah ada di sumenep  pada abad ke 13, sejak masa pangeran Adipoday, dan pada abad ke 14 diteruskan kepada putranya yang bernama pangeran Joko tole yang merupakan anak angkat dari empu Kelleng sebagai seorang pandai besi, fungsi keris dahulunya adalah sebagai senjata perang.
  • Dari dulu hingga saat ini, tradisi membuat pusaka keris di Sumenep masih berkelanjutan sehingga menjadikan Sumenep sebagai kota keris, tercatat ada 520 lebih empu-empu kamardikan yang tersebar di beberapa desa di Kabupaten Sumenep, salah satunya adalah desa Aeng Tong-tong yang ada di Kecamatan Saronggi,
  • Dimana jumlah pengrajin keris di Sumenep sangat banyak mencapai 640 lebih yang tersebar di kecamatan Saronggi, Lenteng dan Bluto, namun yang terbanyak ada di desa Palongan dan Aeng tong-tong, sehingga dengan pengrajin yang sangat banyak itu, UNESCO menetapkan Sumenep menjadi kota keris (Herli dan Purwanto, 2022)
  • Menurut keyakinan masyarakat Aeng tong-tong, Sejarah keris di Aeng tong-tong bermula sejak masa pengeran Bukabu, hal ini berdasarkan hasil wawancara, bagaimana sejarah dan perkembangan keris di desa Aeng tong-tong dengan Koordinator Pengrajin keris di desa Aeng Tong-Tong  yaitu bapak Sanamo.
  • Berdasarkan hasil wawancara di atas, ada tokoh yang bernama Juk Sernah, Juk Sernah ini merupakan orang yang terkenal , dia diyakini oleh masyarakat desa Aeng Tong-Tong sebagai guru raja sumenep , bahkan Juk Sernah mendapatkan tanah perdikan dari raja sumenep. Tokoh yang kedua bernama Juk Jimat, menurut leluhur desa Aeng Tong-Tong , Juk Jimat Merupakan Seorang pembuat sekep raja sumenep, arti sekep sendiri kurang jelas pembahasannya, apakah sekep itu berupa pusaka atau azimat. Juk Jimat juga merupakan tokoh yang mendapatkan tanah perdikan dari raja sumenep. Tokoh yang ke tiga bernama Juk Asrik, Juk Asrik juga merupakan tokoh yang mendapatkan tanah perdikan dari raja sumenep, dan Juk Asrik juga sebagai panglima perang raja sumenep. Selain beberapa tokoh di atas, ada beberapa tokoh lagi, berdasarkan hasil wawancara, bagaimana sejarah dan perkembangan keris di desa Aeng tong-tong dengan Koordinator Pengrajin  keris di desa Aeng Tong-Tong  yaitu bapak Sanamo.
  • Berdasarkan hasil wawancara, selain tiga tokoh tersebut, ada seorang tokoh, namun dia tidak mendapatkan tanah perdikan, tokoh itu adalah Ke Kacang, Ke Kacang merupakan empu terkenal yang ada di Sumenep, dari itulah muncul bibit-bibit pembuat keris sampai sekarang, yang diketahui dengan pasti tentang keturunan pembuat keris adalah keturunan Juk Diran, dimana keturunan Juk Diran dari dulu sampai sekarang sudah 4 turun. Sampai ke Ke Murkak seorang maestro keris, hingga yang saat ini pak kepala desa.
  • Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan yang berbeda, yaitu Wawan noviyanto , dapat diketahui ada bukti artefak yang tertera di batu nisan, setelah diteliti batu nisan tersebut, kisaran pada tahun 1224 atau 1248, yang dipercaya bahwa orang itu adalah pangeran bukabu atau keluarganya


Makna dan filosofi pada bentuk keris;

  • Keris lurus melambangkan keteguhan hati dan kekuatan iman, sekaligus melambangkan tauhid. “yakni kepercayaan terhandap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
  • Keris luk tiga melambangkan permohonan kepada Tuhan agar cita-cita (yang menyangkut kedusniawian dan kerohanian) dapat tercapai dan segala rintangan dapat diatasi dengan mudah.
  • Keris luk lima melambangkan permohonan kepada Tuhan agar pemilik keris itu diberi kemampuan lancar berbicara dan orang yang diajak bicara akan serpikat dan terpengaruh.
  • Keris luk tujuh melambangkan permohonan kepada Tuhan agar pemilik keris itu memiliki wibawa dalam bicara, agar perintahnya ditaati orang. agar perkataannya mempengaruhi lawan bicaranya. agar bentakannya membuat takut orang yang mendengar.
  • Keris luk sembilan melambangkan permohonan kepada Tuhan agar penuiik keris ito memiliki wibawa besar dan kharisma. sehingga bisa menjadi pemimpin yang baik. agar anak buahnya taat dan segan kepadanya.
  • Keris luk sebelas melambangkan permohonan kepada Tuhan agar pemilik keris itu memiliki amibisi besar dalarn usaha meraih kedudukan tinggi. baik sosial maupun ekonomi.
  • Keris luk tiga belas melambangkan permohonan kepada Tuhan agar pemilik keris itu memiliki stabilitas dalam jiwa maupun kedudukan sosialnya.


Ricikan Keris

Ricikan Keris adalah penamaan bagian-bagian pada keris yang nantinya digunakan untuk menentukan termasuk Dhapur apakah yang digunakan dalam suatu Keris. Tiap dhapur Keris akan memiliki beberapa ricikan yang merupakan ciri khas dhapur tersebut, dan bentuk ricikan yang berbeda juga akan menentukan penangguhan dari masa apakah Keris itu dibuat. Namun bisa juga Keris dibuat pada masa yang lebih baru namun meniru masa sebelumnya, di sinilah gaya penempaan, jenis logam & jenis pamor yang digunakan juga menentukan dalam menentukan tangguh.



Memahami Makna Pada Ricikan Keris

Berikut tersaji makna leksikal dan kultural pada bagian-bagian keris.

No

Bagian Keris

Makna Leksikal

Makna Kultural

1

Angkup

adalah bungkus dari buah atau bunga pada waktu masih kuncup. Sedangkan makna angkup yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari warangka yang berbentuk melengkung ke dalam. Jika dipasangi ukiran maka bagian ini adalah bagian yang dekat dengan ukiran

Manusia itu harus andhap asor, yaitu berlaku rendah hati kepada sesama manusia. Sedangkan kepada Tuhan harus bersikap tawakal. Selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan

2

latha

(1) lekukan yang ada di dagu; (2) tumbuhan yang merambat. Sedangkan makna latha yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari warangka yang terletak dekat dengan ricangkring. Berbentuk seperti sebuah cekungan

Latha berhubungan dengan kata dilatha yang berarti wajah pengantin yang dihiasi. Hal ini bermakna, manusia harus dihiasi dengan tindak-tindak yang menyenangkan jika ingin memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat

3

patra

(1) daun; (2) surat. Sedangkan makna patra yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari ukiran yang berupa cekungan-cekungan yang teratur berbentuk semacam guratan-guratan yang berpola yang terletak di bagian sudut yang melengkung sebelah atas dan bagian yang dekat dengan cembungan di bagian bawah.

Patra merupakan perlambangan dari kawula ‘hamba’ dan Gusti ‘Tuhan’. Gusti dilambangkan oleh ukiran yang ada di bagian kepala, sedangkan kawula dilambangkan pada ukiran yang berada di bagian bawah dekat dengan cembungan. Persatuan antara kawula dan Gusti mewujudkan manusia yang ideal. Manusia yang bisa menjadi contoh bagi manusia lain. Karena sifat-sifat ketuhanan yang telah melekat pada dirinya. Hal seperti inilah yang hendaknya dituju oleh semua manusia.

4

mendhak

(1) agak menunduk sebagai tanda penghormatan; (2) agak turun, agak ambles, berkurang. Sedangkan makna mendhak yang berkaitan dengan keris adalah cincin keris atau bagian yang melingkari pesi di antara ganja dan ukiran.

Mendhak memiliki makna bahwa manusia harus berusaha untuk menundukkan diri pribadi agar dapat menjadi manusia yang sempurna. Mendhak berarti merendahkan diri

5

gandar

(1) kayu sarung dari keris; (2) sifat atau bentuk yang baik. Gandar adalah bagian dari warangka yang berfungsi sebagai pelindung bilah keris secara langsung. Gandar merupakan suatu selongsong dari kayu lurus di bawah bentuk perahu dari warangka.

Gandar adalah perlambangan dari bentuk dedeg pangadeg (bangun suatu badan), sebagai suatu keadaan yang sudah pinasthi, ditentukan bagi masing-masing manusia

6

Pendhok

selubung gandar keris yang terbuat dari perak, emas dan lain sebagainya

Suatu pesan moral terhadap manusia, yang mengandung makna ingkang andhok tata kramanireki atau yang jelas sikap sopan santunnya. Manusia harus bisa bersopan santun jika ingin dihargai oleh orang lain

7

bungkul

(1) bagian yang menggelembung kecil pada tongkat atau pegangan payung; (2) alat bantu hitung untuk bawang atau kapas, sedangkan makna bungkul yang berkaitan dengan keris adalah bagian keris yang terletak di tengah-tengah dasar bilah dan di atas ganja. Berbentuk membulat.

Bungkul merupakan perlambangan tekad yang bulat dan pasti. Ketika sesorang telah memiliki cita-cita, maka sudah sewajarnya jika cita-cita tersebut diusahakan untuk dicapai dengan suatu tekad yang bulat serta mantap.

8

gandhik

(1) batu yang berbentuk silinder yang dipakai untuk menggerus sesuatu; (2) berjodohan untuk kucing, sedangkan makna gandhik yang berkaitan dengan keris adalah besi yang menggemuk dan tebal di bagian muka keris. Gandhik merupakan tempat kembang kacang, jalen, dan lambe gajah.

Gandhik melambangkan kepasrahan kepada Sang Maha Pencipta. Manusia diharapkan membaktikan dan menyerahkan dirinya hanya kepada Tuhan. Bukan kepada benda-benda yang ada dunia. Sebab Tuhan telah mengetahui apa yang terbaik bagi manusia.

9

ganja

(1) dasar pesi keris yang lekat dengan bilah; (2) penyangga di ujung pilar.

Ganja adalah perlambangan dari wanita, sedangkan perlambangan pria adalah pesi. Penyatuan antara ganja dan pesi yang membentuk kesatuan keris secara utuh melambangkan proses kelahiran manusia yang memerlukan pria dan wanita untuk dapat menjadi manusia.

10

Greneng

(1) sesuatu yang mirip seperti kaitan kecil; (2) bentuk yang seperti gigi pada hiasan. Sedangkan makna greneng yang berkaitan dengan keris adalah ornamen berbentuk huruf Jawa dha yang berderet dan letaknya di bagian bawah ujung ganja, dan sering dibuat rangkap sehingga terletak sampai ujung bilah keris.

Greneng merupakan perlambangan dari dada. Karena di dalam greneng terdapat beberapa bentuk ornamen berbentuk huruf Jawa dha. Sehingga terdapat bacaan dhadha atau dada dalam bahasa Indonesia. Kaitannya dengan keris, dada merupakan perlambangan dari kejujuran. Tanpa kejujuran maka manusia pasti akan menemui kecelakaan dalam hidupnya.

11

janur

daun kelapa yang masih muda, sedangkan makna janur yang berkaitan dengan keris adalah bentuk yang menyerupai lidi yang berada di antara sogokan.

Janur adalah daun kelapa yang masih muda. Lemes. Istilah perkerisan memaknai hal tersebut sebagai watak yang luwes. Manusia diharapkan memiliki watak yang luwes, tidak kaku dan suka bermusyawarah.

12

landhep

(1) tidak tumpul; (2) mudah mengerti; (3) perkataan yang menyakitkan hati. Sedangkan makna landhep yang berhubungan dengan keris adalah bagian keris yang tajam di sisi samping

Bagian sisi keris yang tajam melambangkan penyembahan kepada Tuhan secara lahir dan batin. Dua sisi tersebut (lahir dan batin) dilambangkan pada dua sisi yang tajam pada bilah keris. Penyembahan kepada Tuhan harus dilakukan dengan sebenar-benarnya. Jangan sampai hanya lahir saja tapi batin tidak ikut, begitu juga sebaliknya. Lahir tanpa batin seperti orang munafik. Sedangkan batin saja tanpa lahir seperti orang yang kurang sempurna.

13

wedidang

(1) diantara lutut dan telapak kaki; (2) otot pada tumit. Sedangkan makna wedidang yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari bilah keris bagian bawah yang berada di atas greneng. Bagian ini merupakan bagian belakang dari sebuah keris.

Makna wedidang secara kultural ternyata memiliki makna yang sama dengan buntut urang yaitu kita harus mengikuti nasihat guru. Manusia yang sedang menuntut ilmu hendaknya selalu mengikuti nasihat guru dan patuh kepadanya. Sebab, apapun yang dikatakan oleh guru pasti untuk kebaikan sang murid. Jadi, jika ingin sukses maka patuh pada nasihat guru harus dilaksanakan.

14

peksi

(1) tonjolan dari pisau atau keris yang masuk pada bagian pegangan; (2) burung. Secara lebih rinci makna pesi yang berkaitan dengan keris adalah besi yang bundar dan memanjang antara lima sentimeter hingga delapan sentimeter yang menjadi tangkai keris yang masuk ke dalam pegangan atau ukiran

Pesi merupakan lambang pria, sebagai lawan dari ganja yang merupakan lambang wanita. Persatuan antara pria dan wanita (pesi dan ganja) telah melahirkan suatu makhluk yang disebut dengan manusia. Jadi dua jenis manusia itu adalah suatu keniscayaan yang harus ada demi berlangsungnya kehidupan

15

panetes

(1) kebal; (2) bentuk krama inggil dari berkhitan; (3) tindik; (4) pas, persis sama; (5) nyata. Awalan pa- biasa membentuk kata benda. Panetes adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang. Sedangkan makna panetes yang berkaitan dengan keris adalah bagian bilah keris yang paling ujung atas

Panetes merupakan bagian yang tajam pada keris di bagian ujung. Merupakan wujud dari penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Bagian yang tajam berarti ketika menyembah Tuhan, harus dilandasi dengan ketajaman atau kesungguhan. Penyembahan hanya dilkukan kepada Tuhan

16

godhongan

(1) bagian dari tumbuh-tumbuhan yang berwujud lembaran hijau dengan pegangan; (2) penutup dari jendela atau pintu; (3) bagian dari sesuatu yang bersifat melebar. Akhiran -an biasanya membentuk makna sesuatu yang bersifat seperti. Maka, godhongan dapat kita maknai sebagai sesuatu yang bersifat seperti daun. Sedangkan makna godhongan yang berkaitan dengan keris adalah bagian warangka yang terlihat melebar dan tipis seperti daun

Godhongan merupakan suatu perlambang tentang keadaan jiwa manusia yang merupakan loro-loroning atunggal, antara Gusti dan kawula, sehingga harus merupakan satu abipraya atau satu tekad, kehendak, dan niat

17

ukiran

(1) gunung; (2) menatah kayu dengan bentuk tanaman. Akhiran -an membentuk kata benda atau hasil dari proses. Sehingga ukiran bermakna sebagai hasil dari barang yang telah diukir. Kaitannya dengan keris ukiran bermakna sebagai bagian dari perabot keris tempat pegangan bilah keris dalam keadaan terhunus dan tempat memasukkan pesi keris

Ukiran menandakan bahwa Tuhan adalah Maha Luhur selalu melebihi apa saja yang diunggulkan. Hal ini tidak boleh dipungkiri

18


(1) potongan bambu ; (2) besi dari keris; (3) bagian dari gender, saron, atau gambang yang ditabuh. Akhiran -an membentuk kata benda. Lebih lengkapnya wilahan adalah bagian terbesar dari wujud bilah keris itu sendiri, tempat sebagian besar detail keris berada, terletak di atas ganja

Wilahan merupakan lambang penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Suatu penyembahan yang dilandasi oleh tiga ketajaman, yaitu tajam di ujung (panetes) dan tajam di kedua sisi (landhep). Tajam diujung berarti hanya menyembah satu Tuhan sedangkan tajam di sisi merupakan perlambangan bahwa penyembahan kepada Tuhan harus dengan lahir dan batin. Menyembah satu Tuhan dengan perwujudan lahir dan batin akan membawa dampak yang luar biasa bagi manusia. Dampak yang terjadi adalah manusia akan memperoleh ketenangan. Baik ketenangan lahir maupun ketenangan batin. Kedua hal tersebut nantinya akan dapat menjadi modal dasar untuk membentuk kehidupan manusia dengan lebih baik. Tidak ada lagi permusuhan di antara manusia karena yang dituju hanyalah kedamaian dan keselarasan dengan Tuhan dan manusia

19

blumbangan

Berupa iket atau kemben yang hiasan batiknya hanya ada di tepi kain, sedangkan makna blumbangan yang berkaitan dengan keris adalah bagian yang cekung di belakang gandhik

iket atau kemben yang hiasan batiknya hanya ada di tepi kain, sedangkan makna blumbangan yang berkaitan dengan keris adalah bagian yang cekung di belakang gandhik

20

sogokan

(1) segala sesuatu yang agak panjang digunakan untuk mengorek; (2) kunci; (3) bengis. Akhiran -an membentuk kata benda, sehingga sogokan adalah alat yang digunakan untuk mengorek (menyogok), sedangkan makna sogokan yang berkaitan dengan keris adalah bagian keris yang membujur seperti parit, memanjang terletak di depan dan di belakang janur.

Sogokan berbentuk alur yang mengarah ke atas seakan mendesak bilah. Hal ini melambangkan manusia hendaknya selalu berusaha untuk mencari tahu tentang ilmu. Karena ilmu itu begitu luas dan tidak ada habisnya, maka kita harus selalu dengan tekun untuk menuntut ilmu.

21

sraweyan

(1) terlihat berumbai-rumbai; (2) bergerak-gerak tangannya melambai, sedangkan makna sraweyan yang berkaitan dengan keris adalah bagian keris yang bentuknya tebalan melandai yang terletak di belakang sogokan paling belakang sampai ke greneng

(1) terlihat berumbai-rumbai; (2) bergerak-gerak tangannya melambai, sedangkan makna sraweyan yang berkaitan dengan keris adalah bagian keris yang bentuknya tebalan melandai yang terletak di belakang sogokan paling belakang sampai ke greneng

22

ada-ada

(1) serat yang tegak pada daun; (2) bagian untuk pegangan pada bulu; (3) alat untuk menopang; (4) tanda dalam sistem penulisan aksara Jawa; (5) memulai melakukan sesuatu yang belum pernah ada; (6) pendapat yang pertama kali; (7) suluk dalam pertunjukan wayang. Sedangkan makna ada-ada yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari bilah keris yang berada di bagian tengah. Dimulai dari arah pangkal keris sampai ujung keris.

Manusia harus berhati-hati di dalam segala tindakannya. Tanpa kehati-hatian yang dilakukan maka akan menyebabkan kejelekan dan kecelakaan bagi manusia. Manusia harus berjalan tepat pada jalurnya. Jalan yang lurus yaitu jalan yang telah digariskan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Bahasa Jawa mengenal kata ada-ada sebagai ‘sesuatu gagasan yang baru’. Oleh karena itu, ada-ada juga dapat dimaknai hendaknya manusia selalu memiliki inisiatif dalam hidupnya, supaya semakin kreatif dan akhirnya dapat membawa kemajuan bagi lingkungan sekitar

23

warangka

(1) penjara; (2) kayu sarung keris dan tombak

Wrangka ladrang terbuat dari kayu. Istilah kayu diambil dari penggunaan kata bahasa Arab yakni syajaratul yakin (pohon keyakinan), yang mengandung kepastian bahwa hidup itu tidak mati

24

ri cangkring

(1) duri yang ada di pohon; (2) tulang pada ikan yang tajam-tajam; (3) hari; (4) adik; (5) di, ketika, oleh, sedangkan cangkring adalah pohon sebangsa dhadhap yang mempunyai duri Jadi, ri cangkring secara harfiah berarti duri pohon cangkring. Makna ri cangkring yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari warangka berada di samping latha. Berbentuk seperti duri yang keluar dari sisi samping warangka

Manusia harus mampu memikul semua tanggung jawab yang telah diberikan Tuhan kepadanya, yaitu sebagai pemimpin di dunia ini. Minimal menjadi pemimpin bagi diri sendiri.

25

buntut urang

(1) bagian tubuh hewan lanjutan dari tulang belakang; (2) perkara yang menyusul. Sedangkan urang adalah udang. Maka, buntut urang bermakna ekor dari udang. Selain itu, Makna buntut urang yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari ganja yang berada paling ujung belakang.

Buntut urang bermakna kita harus mengikuti nasihat guru. Manusia yang sedang menuntut ilmu hendaknya selalu mengikuti nasihat guru dan patuh kepadanya. Sebab, apapun yang dikatakan oleh guru pasti untuk kebaikan sang murid. Jadi, jika ingin sukses maka patuh pada nasihat guru harus dilaksanakan

26

gulu meled

(1) bagian badan manusia antara kepala dan tubuh; (2) bagian yang mengecil untuk kendi, botol, dan lain sebagainya; (3) laras bilah gamelan yang kedua. Sedangkan meled bermakna keluar lidahnya. Jadi, gulu meled dapat diartika sebagai leher yang menjulur keluar. Makna gulu meled yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari ganja yang berada di belakang sirah cecak sebelum bagian yang menggembung di bagian tengah ganja.

Gulu meled secara harfiah bermakna leher yang atau leher terjulur yang memanjang. Istilah lain dalam bahasa Jawa adalah manglung ‘menunduk’. Hal ini senada dengan ungkapan dalam dunia pewayangan yang berbunyi: “nganglungaken jangga, nilingaken karna“. Kurang lebih bermakna leher memanjang (menunduk) telinga dipasang. Hal ini berarti seseorang yang melakukan itu sedang benar-benar meperhatikan lawan bicaranya. Gulu meled memberikan kita contoh bahwa sebagai seorang manusia kita harus dapat mendengarkan pendapat orang lain, dan menghargai pendapat yang berbeda dengan kita.

27

kembang kacang

calon buah yang umumnya mempunyai lembaran, tangkai sari, bakal buah, serta indah bentuknya. Sedangkan kacang adalah salah satu jenis tumbuhan yang buahnya ada yang di dalam tanah juga ada yang menggantung berjulur-julur panjang berwarna hijau. Jadi, kembang kacang dapat diartikan sebagai bunga dari tumbuhan kacang. Makna kembang kacang yang berkaitan dengan keris adalah bagian keris yang berada pada gandhik yang berbentuk seperti belalai gajah, berada di atas lambe gajah

Kembang kacang yang akan menjadi buah pasti merunduk, lalu putiknya menjadi isi. Ilmu perkerisan mengartikan sebagai manusia yang memiliki ilmu lebih tidak akan berlaku sombong, malah akan selalu menunduk

28

lambe gajah

(1) tepi dari mulut; (2) tepi dari cangkir, piring dan sebagainya; (3) tepi dari jurang, perahu, sumur, dan sebagainya; (4) perkataan, sedangkan gajah adalah hewan yang memiliki belalai dan gading. Lambe gajah secara harfiah berarti bibir dari gajah. Makna lambe gajah yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari keris yang berada di gandhik di sebelah bawah kembang kacang. Wujudnya berupa tonjolan seperti bibir. Beberapa keris ada yang memilikinya lebih dari satu buah.                               

Lambe gajah adalah untuk berbicara. Maka dalam arti perkerisan,manusia diharapkan berhati-hati dalam berbicara dan mengeluarkan tutur kata. Kata-kata yang keluar tidak dengan pertimbangan, dapat menyebabkan suatu hubungan di antara sesama manusia menjadi tidak baik. Maka sudah menjadi suatu keharusan bagi manusia untuk menjaga semua perkataannya, dalam rangka memayu hayuning bawana, menjaga keseimbangan dunia

29

sirah cecak

(1) kepala; (2) alat bantu hitung untuk manusia; (3) sumber air yang besar, sedangkan cecak adalah: (1) hewan sebangsa tokek tetapi kecil; (2) titik; (3) bentuk diakritik dalam sistem penulisan aksara Jawa. Sirah cecak secara harfiah berarti kepala cicak. Makna sirah cecak yang berkaitan dengan keris adalah bagian paling depan dari sebuah ganja. Jika dilihat dari arah pesi, terlihat seperti kepala cicak. Dunia perkerisan Jawa juga mengenal istilah lain dari sirah cecak yang mengacu pada referen yang sama yaitu endhas cecak.

Sirah cecak melambangkan kepala. Kepala adalah tempat berfikir bagi manusia. Seorang manusia yang baik hendaknya suka menggunakan pikirnya untuk menyelesaikan masalah. Suka belajar, dan menerima ilmu atau petuah-petuah

30

tikel alis

(1) patah; (2) tekuk; (3) rangkap, sedangkan alis adalah rambut di atas mata. Makna tikel alis yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari keris yang terletak di atas blumbangan di depan sogokan yang berwujud alur pendek

Tikel alis berarti alis yang bertemu. Suatu pertanda orang yang sedang berpikir atau sedang keheranan. Hal ini bermakna bahwa manusia harus selalu bersikap penuh tanda tanya terhadap segala sesuatu. Artinya selalu bersikap waspada.

31

sebit lontar

adalah robek. Sedangkan lontar adalah daun tal yang pada waktu dahulu digunakan sebagai media untuk menulis. Jadi, sebit lontar secara harfiah bermakna robekan daun tal. Makna sebit lontar yang berkaitan dengan keris adalah bagian ganja yang melandai ke bawah di bagian ekor

Sebit lontar berbentuk melingkar menurun ke bawah. Seperti air yang memancur. Hal ini bermakna manusia yang baik adalah manusia yang selalu mengamalkan ilmunya kepada orang lain. Jika ada kesulitan di pihak lain, maka kita bersedia untuk menolongnya sesuai dengan kemampuan kita

32

Pamor

Pamor adalah: (1) campuran, hal bercampur, bercampur jadi satu; (2) logam putih yang ditempa pada pada keris, tombak dan sebagainya yang berwujud motif bermacam-macam

Secara kultural makna pamor disesuaikan dengan nama pamor tersebut. Seperti contoh pamor yang sering keluar di dalam sebilah keris adalah pamor wos wutah. Pamor Pamor wos wutah melambangkan kesejahteraan dalam hal keduniaan. Seorang pemilik keris diharapkan ketika memiliki keris dengan pamor wos wutah, maka kehidupannya akan tercukupi semua



Karakteristik Keris Sumenep

Keris Sumenep dapat dikenal dari beberapa ciri fisik keris dapat terlihat pada bilah keris maupun pada perabot (perlengkapan) keris itu sendiri. Namun, secara umum keris Sumenep dapat dikenal dari beberapa item berikut ini;

  • Jennengan Dhalem Sumenep :

Ciri-ciri keris dengan jenengan dhalem potongannya seperti Pappa Gedang/pelepah pisang (Melenggkung sedikit, ujungnya/pamucok menyerupai daun nangka dan ber bubung (pakai ada-ada)/berbubung Mellok Pao (seperti; biji mangga) dan besinya halus, bilahnya agak tebal tapi metmet/padat menggunakan koko-macam (ada yang tidak ada) sedangkan pamornya bermacam-macam. Umumnya kalau dikatakan jennengan dhalem biasanya keris tersebut dibuat di Keraton, baik oleh Bindara Saod dan keturunannya atau mPu yang diundang ke dalam Keraton, dan lazim diberi nama:

  • Judagate/tesna gate
  • Banuaju
  • Jenengan dalem


  • Jennengan Judagate /Tisnagate

Jennengan ini ada 2 (dua) pendapat, antara lain kalau pada Golok/Tumbak, bubungnya separuh dari bilah dan ada juga yang mengatakan sampai ke ujung/pamocok. Hal tersebut juga ada pada Kerisnya. Besi dan pamornya hampir sama dengan Jennengan dhalem.

  • Keris Barmabato :

Keris tersebut diciptakan oleh mPu Bromo, tempat pem buatannya ialah di desa Kebun-Agung belakang asta Tinggi (tempat pesarian Raja-raja dan turunannya). Juga ada yang dibuat di Kampung Laok-soksok desa Pandian, Ciri-cirinya pamornya menyerupai batu dan berlapis / sap 5 (lima), kalau sepintas hampir sama dengan Jennengan Karangduak/K. Murkali,

Kasiatnya dari keris ini antara lain :

  • Menyelamatkan
  • Pencuri tidak bisa masuk
  • Tidak akan disalahi orang
  • Senjata ataupun peluru akan menghindar

Macam-macam dari Keris Barmabato antara lain:

  • Bramabato’
  • Bramatama ialah adik pertama
  • Bramaresi ialah adik kedua
  • Bramakembang ialah adik ketiga
  • Keris Jennengan Karangduak :

Jennengan Karangduak dibuat oleh:

  • Kyai Carren
  • Kyai Morkali
  • Kyai Sokasi
  • dan keturunannya/Muridnya.


Kyai Carren menghasilkan keris : Si JUDAGATE dan Si TISNAGATE,

Ciri-cirinya keris Kyai Morkali: Pamor besar-besar (pamor Gajih) bagai bilah jerami, keris banyak ber Luk dan banyak yang panjang.

Ciptaan Kyai Morkali banyak diketahui sebagai : “Se Gung-Macan’’ sedang keturunannya dikenal sebagai “Jennengan Karangduak”.


  • Keris Macan Tambaagung :

Yang membuat Keris Macan Tambaagung ialah mPu SUPO, tempat pembuatannya ialah di desa Tambaagung-Ares/Ambunten.  Umumnya pamor yang ada keris tersebut ialah pamor Delling dan Kasiatnya ialah umumnya untuk kejantanan.

 

  • Keris Jennengan Japaet dan Jennengan Kandangan

Karis jennengan Japaet ada 2 versi :

  • Empu dari jaman Mojopahit yang sedang ke Madura
  • Jokotole dari Madura ke Mojopahit.

Jokotole nama Islammya ialah Sayyid Muhammad dan Keratonnya terletak di desa Banasareh Kecamatan Rubaru.  Keris yang dibuat dan dikenal dengan nama “Jennengan Kandangan’’ dengan ciri-cirinya ada bekas pijitan tangan. Pada tangkainya (Paksenya) berlubang serta kasiatnya ialah untuk Pertanian.

Di Mojopahit Jokotole membuat keris dan dikenal dengan nama “Jennengan Mojopahit” yang ciri-cirinya sama dengan Keris Jennengan Kandangan. Ciri-ciri keris buatan Jokotole sama persis dengan ciri-ciri keris buatan Siyung Wanara (Pajajaran) dan Ju’ KARENNENG (Banuaju – Sumenep).


Mengenal Keris Khas Sumenep

Gambaran Umum Keris Sumenep Keris merupakan warisan budaya berbentuk senjata tikam zaman dahulu, karya para empu dari setiap kerajaan yang pernah berkuasa di kabupaten Sumenep. Selain berfungsi sebagai senjata, keris Sumenep mempunyai karakteristik yang indah. Karakteristik keris Sumenep terlihat pada perabot (hulu dan warangka) keris Sumenep yang mempunyai bentuk dan ragam hias khas Sumenep-Madura, seperti bentuk hulu Donoriko, warangka Dhang-odhangan serta motif tumbuhan, kerang, kuda bersayap, naga dan senjata perang. Sedangkan pada bilah, karakteristik keris Sumenep terlihat pada bentuk karakter pamor yang tegas bertekstur nyata sebagai perlambang karakter orang Madura. Untuk mengetahui keris khas Sumenep dapat dilihat dari dua aspek; yaitu bilah keris dan perabot (hulu dan warangka) yang menjadi pelengkap keris Sumenep. Proses pembahasan pada dua aspek tersebut dilakukan sebagai berikut:

  • Bilah Keris

Keris Sumenep memiliki kelengkapan ricikan dan pamor yang bermacam-macam, namun tetap memiliki kemiripan yang menjadi karakteristik. Kelengkapan ricikan yang terdapat pada bilah dapat menentukan sebuah nama dhapur dari setiap bentuk keris. Bilah keris Sumenep terbuat dari besi halus warna kehitam-hitaman dan banyak mengandung meteroit. Analisis yang dilakukan bilah keris Sumenep, menghasilkan karakteristik yang terlihat jelas pada bentuk ricikan, yaitu pejetan terlihat dangkal dan datar yang menunjukkan ketegasan. Keris Sumenep juga memiliki gandhik yang tipis, serta tekstur pamor yang nyata, jika diraba terasa timbul dan tajam. Pamor yang terbentuk menyatu dengan besi, kebanyakan berjenis pamor tiban/maluma yang pembuatannya tidak disengaja namun nantinya pihak empu akan memastikan bahwa pamor yang terbentuk menyerupai pamor yang sudah ada misalnya pamor ngulit semangka, blarak, bhulu ayam, atau yang lainnya.

Gambar Pejetan pada bilah Keris Sumenep

Gambar Gandhik tipis pada bilah keris Sumenep


Gambar Tekstur pamor pada keris Sumenep.



  • Perabot Keris adalah pusat perhatian pertama sebelum seseorang dapat melihat bilah keris yang ada di dalamnya. Perabot yang meliputi hulu (pegangan) dan warangka (sarung) keris juga dapat menunjukkan karakteristik setiap keris. Adapun karakteristik yang terlihat pada perabot keris Sumenep adalah sebagai berikut:
  • Hulu;
  • Hulu keris Sumenep memiliki berbagai macam jenis dan bentuk diantaranya adalah hulu Tumenggungan,  Donoriko, Koju’ Marengnges, Kong-bukong, Potre Sadu,  Topeng Butah, Pulasir, Jurigan dan Janggelan. Diantara beberapa jenis tersebut memiliki karakteristik berbentuk dasar silindris yang ujungnya menyatu pada satu titik membentuk ikal. Motif ukir yang dipakai adalah daun pale’, motif bunga, buah, dan daun patran, ada pula yang dikombinasikan dengan motif geometris berupa garis-garis.

Gambar 1. Bentuk dasar dan ragam hias hulu keris Sumenep

  •  

    Gambar Hulu Tumenggungan, Donoriko, Koju’ Marengnges

    •  

      Gambar Hulu Kong-bukong, Topeng Butah

      •  

        Gambar Hulu Pulasir, Jurigan dan Janggelan

        •  
          • Warangka
        • Karakteristik yang tampak pada warangka keris Sumenep tidak jauh berbeda dengan karakteristik yang tampak pada hulu keris Sumenep. Ide penciptaan mranggi Sumenep di jaman dahulu yang cenderung terinspirasi dari keadaan alam pulau Madura khususnya Sumenep, menghasilkan bentuk warangka Daunan menyerupai bentuk Daun, warangka Dhang-odhangan yang menyerupai bentuk Udang, dan warangka Jurigan yang merupakan bentuk paling sederhana. Adapun motif ukir yang digunakan memiliki kesamaan dengan motif ukir pada hulu kerisnya.
      • Gambar Warangka bentuk un-daunan

        •  

          Gambar Warangka Dhang-odhangan.

          •  

            Gambar Warangka Jurigan.



          • Pamor Keris Sumenep

            Pamor mengandung dua pengertian. Yang pertama, menunjuk gambaran tertentu berupa garis, lengkungan, lingkaran, noda, titik, atau belang-belang yang tampak pada permukaan bilah keris, tombak, dan tosan aji lain. Sedangkan yang kedua, dimaksudkan sebagai bahan pembuat pamor itu.

            Motif atau pola gambaran pamor terbentuk pada permukaan bilah keris karena adanya perbedaan warna dan perbedaan nuansa dari bahan-bahan logam yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan keris, tombak, dan tosan aji lainnya. Dengan teknik tempa tertentu, logam bahan baku keris akan menyatu dalam bentuk lapisan-lapisan tipis, tetapi bukan bersenyawa atau lebur satu dengan lainnya. Karena adanya penyayatan pada permukaan bilah keris itu, gambaran pamor pun akan terbentuk.

            Gambaran pamor ini diperjelas dan diperindah dengan cara mewarangi keris, tombak, atau tosan aji itu. Setelah terkena larutan warangan, bagian keris yang terbuat dari baja akan menampilkan warna hitam keabu-abuan, yang dari besi menjadi berwarna hitam legam, sedangkan yang dari bahan pamor akan menampilkan warna putih atau abu-abu keperakan.

            Gambaran motif pamor adalah perlambang harapan sang empu, sekaligus juga harapan si pemilik keris, kira-kira sama halnya dengan gambaran rajah penolak bala. Pamor dipercayai memiliki tuah sebagai penolak bala. Mungkin mirip juga dengan kepercayaan sebagian orang (Eropa yang menganggap bentuk ornamen ladam kuda (sepatu kuda) sebagai bentuk yang dianggap bisa mengusir setan dan roh jahat.

            Dalam budaya Jawa dan madura, bentuk-bentuk tertentu membawa perlambang maksud dan harapan tertentu pula. Bentuk bulatan, lingkaran, garis lengkung, atau gambaran yang memberikan kesan lumer, kental, tidak kaku, melambangkan kadonyaan atau kemakmuran duniawi, kekayaan, rejeki, keberuntungan, pangkat. dan yang semacam dengan itu.

            Bentuk gambaran garis yang menyudut, segi. patahan, seperti segi tiga. segi empat. dan yang serupa dengan itu dianggap sebagai lambang harapan akan ketahanan atau daya tangkai terhadap godaan, gangguan, serangan, baik secara fisik maupun nonfisik. Jika gambaran itu dirupakan dalam bentuk pamor, ini melambangkan harapan akan kesaktian dan kedigdayaan.

            Bentuk garis lurus yang membujur atau melintang, atau diagonal. dipercaya sebagai lambang harapan akan kemampuan untuk mengatasi atau menangkal segala Sesuatu yang tidak diharapkan. Pamor serupa 10 dianggap dapat diharapkan kegunaannya untuk menolak bala, pangkal guna-guna dan gangguan makhluk halus, menghindarkan bahaya angin ribut dan badai, terhindar dari gangguan binatang buas dan binatang berbisa. Misalnya, pamor Adeg. Pamor yang ditemukan pada keris madura kebanyakan adalah pamor tiban, jenis pamor ini motifnya tidak direncanakan terlebih dahulu, namun dihasilkan dari proses penempaan oleh sang empu diringi lantunan doa. Berikut adalah contoh pamor yang sering di temukan pada keris khas Sumenep;


            Berikut adalah contoh pamor yang sering di temukan pada keris khas Sumenep;

            Tabel 1. Daftar Pamor Keris Sumenep

            No

            Jenis Pamor

            Gambar

            Keterangan

            1

            Ngulit Semangka


            Sepintas seperti kulit semangka, tuahnya seperti Sumsum Buron, memudahkan

            mencari jalan rejeki dan mudah bergaul pada siapa saja dan dari golongan manapun.

            Pamor ini tidak memilih dan cocok bagi siapa saja.

            2

            Pamor Udan Mas


            Pamor ini banyak dicari orang, terutama pedagang dan pengusaha. Bentuknya

            merupakan pusaran atau gelang-gelang berlapis, paling sedikit ada tiga lapisan.

            Letaknya ada yang beraturan dan ada yang berserakan. Pamor ini sering pula

            berkombinasi dengan Wos Wutah atau Tunggak Semi. Manfaatnya untuk mencari rejeki

            dan tidak pemilih

            3

            Pamor Putri Kinurung


            Bentuknya menyerupai gambaran danau dengan tiga atau lebih “pulau” ditengahnya.

            Letaknya ditengah sor-soran. Tuahnya untuk memudahkan mencari rejeki dan

            mencegah sifat boros. Bisa diterima dikalangan manapun. Tidak pemilih

            4

            Gumbolo Geni


            Sering juga disebut “Gumbolo Agni” atau “Gumbolo Gromo”. Letaknya ditengah sorsoran

            dan gambarnya seperti “binatang Kala” dengan posisi ekor seperti menyengat.

            Tuahnya baik, wibawanya besar dan bisa untuk “singkir baya”, baik dimiliki oleh

            pimpinan sipil ataupun militer. Termasuk pamor pemilih.

            5

            Pancuran Mas


            Banyak dicari pedagang dan pengusaha karena dipercaya membawa keberuntungan

            bagi pemiliknya, lagipula tidak pemilih. Bentuknya mirip Sada Saler tetapi dibagian

            ganjanya tepat diujung Sada Saler pamornya seperti bercabang dua

            6

            Sekar Kopi


            Ditengah bilah ada pamor yang menyerupai garis tebal dari sor-soran sampai dekat

            ujung bilah. Dikiri kanan garis tebal ini terdapat lingkaran-lingkaran bergerombol atau

            berkelompok. Satu kelompok terdiri dari dua atau tiga lingkaran menempel pada garis

            tebal seolah-olah biji kopi menempel pada tangkai bijinya. Tuahnya memperlancar

            rejeki tergolong tidak pemilih tetapi termasuk pamor langka.

            7

            Sekar Lampes


            Tuah dari pamor ini mirip dengan pamor Tumpal Keli. Hanya pada pamor Sekar

            Lampes umumnya juga mengandung tuah yang menambah kewibawaan pemakainya

            dan tergolong pamor yang tidak pemilih

            8

            Blarak Ngirid.


            Disebut juga kadang dengan “Blarak Sinered”, tapi ada juga yang menyebut Blarak

            Ngirid lain dengan Blarak Sinered. Tuah utamanya menambah kewibawaan dan juga

            baik untuk pergaulan karena disayang orang sekelilingnya, baik pihak atasan atau

            bawahan. Pamor ini tergolong pemilih

            9

            Wiji Timun


            Menyerupai biji ketimun. Hampir sama dengan pamor Uler Lulut tetapi lebih kecil dan

            lonjong. Tuahnya juga untuk mencari jalan rejeki. Ada sedikit unsure kewibawaan. Baik

            untuk pedagang maupun untuk pengusaha. Pamor ini agak pemilih

            10

            Lintang Kemukus


            Disebut juga “Kukus Tunggal”, bentuknya seperti Sodo Saler, hanya dibagian sor-soran

            pamor ini menggumpal. Gumpalan ini boleh berupa Benang Setukel atau Tunggak Semi

            atau Wos Wutah atau juga Bawang Sebungkul. Selain dipercaya membawa rejeki juga

            untuk ketenaran dan menambah wibawa. Tidak pemilih.

            11

            Pancuran Mas


            Banyak dicari pedagang dan pengusaha karena dipercaya membawa keberuntungan

            bagi pemiliknya, lagipula tidak pemilih.




Bagikan artikel ini

Apakah konten ini membantu?